Tujuan mempelajari hadis :
1)
hadis berfungsi untuk menjelaskan Al –Quran
2)
banyaknya hukum yag belum tercantum dalam Al
quran
3)
potensi pemalsuan hadis sangat besar , sehingga
perlu dijaga keotentikannya
4)
terdapat banyak hadis dhaif dan hadis palsu yang
perlu dihindari supaya tidak dijadikan sebagai sumber hukum islam
5)
adanya berbagai macam masalah mengenai hadis
Objek kajian ulumul hadis :
1)
Ilmu rijal al hadis : ilmu yang membahas para perawi
hadis , baik dari sahabt , dari tabiin maupun dari periode sesudahnya .
2)
Jarhi wat Ta’dil : ilmu yang menerangkan tentang
hal catatan 2 ynag dihadapkan kepada
para perawi dan tentang penta’dilannya dengan memakai kata 2 yang khusus dan
tentang martabat 2 kata kata ini.
3)
Fann al Mubhamat : ilmu untuk mengetahui nama
orang 2 yang tidak disebut namanya di dalm matan atau di dalm sanad.
4)
Illal al hadis : ilmu yang menerangakan sebab 2
yang tersembunyi , tidak nyata , yang dapat
mencacatkan hadis , jelasnya ilmu ini mebahsa tentang suatu ilat yang
berupa memusthasikan yang munqanthi.
5)
Gharib al hadis : yang menerangakan ma ‘na
kalimat yang terdapat dalm matan hadis yang sukar diketahui maknaya dan yang
kurang terpakai oleh umum .
6)
wa al
mansukh : menrangkan hadis yang sudah dimansuhkan dan yang menasihknya.
7)
Talfiq al hadis : membahas tentang cara
mengamalkan hadis yang berlawanan lahirnya.
Sistematika pembagian hadis :
1.
Hadis qudsy : bersuci , menyucikan Allah SWT ,
atau yang disandarkan kepada kesucian. Hadis yang maknanya dari Allah SWT tetapi redaksinya
berasal dari Nabi dengan perantaran ilham atau impian.
2.
Hadis Nabawi : perkataan , perbuatan dan taqrir
yang diriwayatkan dari nabi SAW oleh sahabat dan setrusnya , sesuai dengan
ketentuan yang sudah ditetapkan dalam ilmu Musthalah al Hadis. Dilihat dari
proses terjadinya ada dua Taaufiqi dan tauqifi.
a)
Hadis Shahih menurut bahsa “sah , benar ,
sempurna , tiada , celanya “ ,menurut ibn al shalah : hadis yang sanadnya
bersambung melalui periwayatan orang adil dan dhabit dari orang yang adil dan
dhabit , sampai akhir sanad tidak ada kejanngaln dan tidak berilat. Syarat 2
hadis shahih : rawinya bersifat adil , bersifat dhabit , sanadnya bersambung ,
tidak ber illat ( cacat ), tidak ada syadz ( kejanggalan ). Macam hadis shahih
li dzatihi , shahih li ghairih.
b)
Hadis Hasan menurut bahasa adalah sesuatu yang
baik dan cantik . menurut terminologi ialah yang mustahill sanadnya ,
diriwayatkan oleh rawi yang adil dan dhabit , tetapi kadar kedhabitanyya di
bawah hadis shahih . syaratnya kecuali tentang kedhabitan hadis .
c)
Hadis dhaif : berarti lemah , menurtt ulama hadis dhaif adalah hadis yang
di dalamnya tidak terdapat syarat 2 hadis shahih dan syarat 2 hasan .
Sebab tertolaknya hadis dari jurusan sanad :
a)
Terwujudnya cacat 2 pda rawinya , baik tentang
keadilan maupun kedhabiatnya
b)
Kesambungan sanad
c)
Ketidaksambunagn sanad.
Klarifikasi
kesambunagn hadis dhaif dari kesambungan sanad :
a)
Hadis mursal
b)
Hadis muqanthi
c)
Hadis mu’dlal
d)
Hadis mudallas
e)
Hadis muallal
Persamaan
hadis nabawi dng qudsy : mempunyai pesamaan , yaitu sama 2 bersumber dari Allah
SWT.
Perbedaan
hadis nabawi dengan hadis qudsy : dari segi penisbatan , yaitu hadis nabawi
dinisbatkan kepada rasul , dan diriwayatkan dari beliau dan hadis qudsy
dinisbatkan kpd Allah , sedangkan rasul menceriatkan dan meriwayatkan dari
Allah.
Perbedaan antara shahih, hasan
, dhaif :
Hadis shahih:
a)
Sifat diterima sbg hujjah tinggi
b)
Daya ingatan para perawinya tinggi
Hadis hasan :
a)
Sifat diterima sbg hujjah agak rendah
b)
Daya ingatn perawinya kurang sempurna
Hadis Dhaif :
a)
Tidak dpt diterima sbg hujjah
b)
Tidak syarat syaratnya.
PERIWAYATAN HADIS
Pengertian
periwayatan hadis :ar riwayat dari bahsa arab adalah masdar dari kata kerja
rawa dapat berarti an naql (penukilan )
, adz dzikir ( penyebutan ) , al fatl ( pemintalan ) , al istiqo ( pemberian
minum sampai puas ) . Al Riwayat menurut istilah adalah kegiatn penrimaan
dan penyampaian hadis , serta penyandaran hadis itu kepada rangkaian para
periwayatnya denagn bentuk 2 tertentu.
Kodifikasi
adalah pencatatan, penulisan , atau pembukuan hadis secara individual , pencatatan
hadis telah dilakukan sahabat sejak zaman nabi.Nama sahabat yang menulis hadis
pada masa Rasullulah SAW ,diantaranya : a. Abdullulah ibn Amr ibn ‘ Ash >
shahifahnya Ash Shdiqah , b. Ali ibn Abi Thalib , c. Anas bin Malik , d. Sumrah
ibn Jundab , e. Abdullah ibn Abbas , f. Jabir ibn Abdullah al Anshari , g.
Abdullah ibn Abi Awfa .
Pada zaman sahabat besar tentang pelstarian
hadis :
a)
Abu
Bakar as Shidiq ( wafat 13 h = 634 m ), abu bakar hanya sedikit meriwayatkan
hadis karena : a. Dia selal dalam keadaan sibuk ketika menjadi khalifah , b.
Kebutuha akan hadis tidak sebanyak pada zaman sesudahnya , c. Jarak waktu
antara kewafatanya denag kewafatan Nabi sangat singkat.
b)
Umar
bin al Khatab ( wafat 3 h = 644 m ), Umar sama sekali melarang para sahabat
meriwayatkan hadis . Larangan tampaknya tidak tertuju kepada periwayatn itu
sendiri tetapi dimadsudkan : a. Agarperhatian masyarakat lebih berhati hati
dalam periwayatn hadis , b . agar perhatian masyarakat terhadap al Quran tidak
terganggu.
c)
Usman
bin Affan ( wafat 35 h =656 m ),
d)
Ali
bin Abi Thalib ( wafat 40 h = 661 m ) , pada masa ini terjadi perpecahan di
kalnagn umat islam akibat konflik politik antara pendukung Ali enagn Muawiyah ,
dan terpecah menjadi tiga gologan :
1.
Syiah
pendukung setia terhadapAli diantara mereka fanatik dan terjadi pengkultusan
terhadap ali.
2.
Khwarij
, glongan pemberontak yang tidak setuju denag perdamaian dua kelompok yang
bertikai.
3.
Jumhur
Muslimin , diantara mereka ad yang mendukung pemrintahan Ali ada yang mendukung
pemerintahan Muawiayh dan ada yang netral.
Zaman sahabat kecil :
a)
Anas
bin Malik , terkenal denagn kehatian – hatian dalam periwayatn hadis sebagai
salh satu upaya pelestarian hadis .
b)
Abdullah
bin Umar , oleh kalangan tabiin yang dekat hubungan pribadi dengganya dan sahabat
yang tidak royal dalam menyampaikan hadis Nabi, karena memilki sikap hati 2
dalam meriwayatkan hadis .
c)
Sa’ad
bin abi waqash .
Hadis pada masa tabiin
Selain periwayatn usaha pelestarin hadis
pada masa tabiin ialah penulisan dan pembkuan hadis secar resmi . kegiatan ini
dilakukan pada masa pemrintahan Khalifah Umar bin Abdul Aziz . 3 hal pokok
mengapa khalifah umar bin abdul aziz mengambil kebijaksanaan membukukan hadis :
1.
Ia
khawatir hilanggnya hadis2 karena meninggalnya para ulama di medan perang
2.
Ia
khawatir akan tercampurnya hadis 2 shahih denagn hadis palsu.
3.
Bahwa
dengan semakin meluasnya daerah kekuasaan islam , sementara kemampaun para tabiin antara satu dengan yang lainnya
tidak sama , jelas memerlukan adanya usaha kodifikasi ini.
Tokoh 2
yang berperan dalam pembukuhan hadis antara lain :
1.
Di
Makah : Ibnu Juraij
2.
Di
Madinah : Ibnu Ishaq
3.
Di
Basrah : Ar rabi bin Syabi, hammad bin salamah
4.
Di
kuffah : suffan ats tsauri
5.
Di
syam : Al auza
6.
Di
yaman : Ma’mar al ashdi
7.
Di
khurasan ibn mubarok
8.
Di
mesir : Al laits bin saad
Ciri –
ciri usaha pelestarian hadis sejak masa
rasul :
a.
Hadis
diriwayatkan langsung dari rasul
b.
Hadis
belum ditulis , hadis hanya berada dalam benak para sahabat saja untuk dihafal
, diakji , dan diamalkan .
Masa
sahabat besar dan kecil :
a.
Dimulai
sejak wafatnya Nabi Muhammad pda tahun 11 H atau 632 M
b.
Kitab
hadis belum dikofikasikan .
c.
Para
sahbat saling bertukar hadis dan menggali dari sumber utamnya
d.
Para
sahabat mulai menolak menrima hadis baru seiring terjadinya tragedi perebuatan
kedudukan kekhalifahan.
e.
Khusus
pada masa sahabat kecil , para sahbat kelihatan tidak lagi terkekan akan
keharusan menyedikitkan periwayatn hadis.
Masa
Tabiin :
a.
Periwayatn
tidak langsung dari Rasullulah
b.
Hadis
mulai resmi dihimpun abad 2 H.belum dipisahkan hadis marfu dan mauquf
c.
Hadis
resmi dibukukan abad 3 H dan mulai dipisahkan mana yang merupakan hadis marfu
dan yang mauquf dan mana yang maqtu
d.
Dilakukan
penelitian sanad dan rawi rawi pembaca berita sebagai wujud tasshih.
0 komentar:
Posting Komentar