Budaya Musik Minang "Saluang Sirompak"





PENDAHULUAN


    Latar Belakang Masalah

Kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu kata buddayah, yang berasal dari dua kata yaitu buddhi dan daya. Buddhi merupakan budi atau akal sedangkan daya yaitu perbuatan. Menurut pendapat Goodenough bahwa kebudayaan merupakan sistem kognitif, yaitu suatu sistem dari pengetahuan, kepercayaan dan nilai yang berasal dari pemikiran masing-masing individu dalam masyarakat.
Masyarakat Minangkabau dalam menjalankan adat-istiadat, menjalankan berdasarkan ajaran agama Islam. Mayoritas masyarakat Minangkabau menganut agama Islam. Ajaran agama Islam yang menempatkan adat bersendi syarak, syarak bersendi Kitabullah. Dalam menjalankan adat, agama maupun kesenian masih dibarengi dengan ritual yang berhubungan dengan animisme dan yang bersifat magis atau mistis. sebenarnya hal itu bersimpangan dengan agama islam tetapi masyarakat Minangkabau tetap menjunjung tinggi dan menguri-uri tradisi kebudayaan.
Tradisi merupakan suatu kebiasaan sikap dan perilaku dari masyarakat yang sudah berkembang di dalam masyarakat. Tradisi merupakan suatu kebiasaan yang sejak lama dilakukan, sudah lama menjadi bagian dari masyarakat itu sendiri. Tradisi berkembang secara turun temurun baik melalui informasi secara lisan berupa cerita atau secara tulisan yaitu melalui tulisan kuno seperti dalam prasasti. Hal yang mendasari suatu tradisi yaitu melalui informasi secara lisan berupa cerita maupun secara tulisan.
Tradisi saluang sirompak merupakan alat musik yang berasal dari daerah Taeh Baruah, Kecamatan Payakumbuh, Kabupaten Lima Puluh Kota. Saluang sirompak merupakan alat musik tiup tradisional yang berasal dari Minangkabau. Menurut sejarah alat musik saluang sirompak digunakan untuk menundukkan hati wanita, dengan tujuan membalas hati seorang wanita yang telah menghina laki-laki. Biasanya tradisi saluang sirompak dimainkan saat tengah malam, dan dimainkan jauh dari perkampungan masyarakat, biasanya dimainkan di tempat yang dianggap sakti.


PEMBAHASAN

Tradisi saluang sirompak merupakan alat musik yang berasal dari daerah Taeh Baruah, Kecamatan Payakumbuh, Kabupaten Lima Puluh Kota, Minangkabau, Sumatra Barat. Saluang sirompak merupakan alat musik tiup tradisional yang berasal dari Minangkabau. Menurut sejarah alat musik saluang sirompak digunakan untuk menundukkan hati perempuan, dengan tujuan membalas hati seorang wanita yang telah menghina laki-laki. Biasanya tradisi saluang sirompak dimainkan saat tengah malam, dan dimainkan jauh dari perkampungan masyarakat, biasanya dimainkan di tempat yang dianggap sakti. Semua itu agar dapat menjamin suasana dalam keheningan supaya lancar melakasanakan tahap-tahapan upacara tersebut.
Kesenian saluang sirompak seperti dalam video di youtube tersebut di dalamnya mengandung mantra-mantra yang di kemas dalam sebuah pantun yang di dendangkan oleh salah satu personil atau seorang dukun secara berkelompok. Menurut sejarah, awalnya ada pemuda bernama Simbabau yang mempunyai penyakit kista dan akhirnya diusir dari kampunya, seiring waktu pemuda tersebut jatuh cinta dengan seorang perempuan. Pemuda tersebut akhirnya menyatakan cintanya kepada perempuan tetapi perempuan tersebut menolaknya. Akhirnya pemuda yang telah dihina perempuan meminta tolong kepada dukun. Pemuda itu meminta agar mengguna-gunai perempuan dan akhirnya perempuan tersebut akan tergila-gila dengan pemuda tersebut.
Saluang sirompak merupakan bentuk upacara ritual yang bersifat magis atau mistis. Salah satu alat musik saluang sirompak yang digunakan untuk memnaggil roh halus yaitu gasingan atau gasing, pada tempurungnya terbuat dari tengkorak manusia. Saat menyayikan sirompak, apabila nyayian itu terdengar oleh perempuan walaupun perempuan itu sudah tua namun pernah terjangkit mantra dari sirompak tersebut maka penyakitnya akan kambuh lagi walaupun sudah berlangsung puluhan tahun.
Masyarakat Minangkabau dalam menjalankan adat-istiadat, menjalankan berdasarkan ajaran agama Islam. Mayoritas masyarakat Minangkabau menganut agama Islam. Dalam menjalankan adat, agama maupun kesenian masih dibarengi dengan ritual yang berhubungan dengan animisme dan yang bersifat magis atau mistis. Sebenarnya hal itu bersimpangan dengan agama Islam tetapi masyarakat Minangkabau tetap menjunjung tinggi dan menguri-uri tradisi kebudayaan. Salah satunya yaitu kesenian saluang sirompak sebenarnya bertentangan dengan agama Islam karena makna dari saluang sirompak ini mengguna-gunai hati seorang perempuan dengan menggunakan mantra yang berarti mengundang roh halus untuk membantu mengguna-gunai tersebut. Karena mayoritas masyarakat Minangkabau menganut agama Islam maka sekarang kesenian saluang sirompak tidak lagi disalah gunakan untuk hal yang bertentangan dengan Islam. Kesenian saluang sirompak saaat ini lebih digunakan untuk seni pertunjukkan.
Seniman dari kesenian saluang sirompak ini sudah banyak yang meninggal sedangkan tidak banyak masyarakat Minangkabau yang menjunjung tradisi ini. Namun sekarang kesenian saluang sirompak mulai diangkat kembali dengan garapan musik baru yaitu dengan memadukan alat musik tradisional Miangkabau dengan alat musik Barat. Alat musik tradisi dengan ditambah alat musik biola, cello, contra bass, drum, marimba, timfani.



PENUTUP

Kesimpulan

Tradisi saluang sirompak merupakan alat musik yang berasal dari daerah Taeh Baruah, Kecamatan Payakumbuh, Kabupaten Lima Puluh Kota, Minangkabau, Sumatra Barat. Saluang sirompak merupakan alat musik tiup tradisional yang berasal dari Minangkabau. Menurut sejarah alat musik saluang sirompak digunakan untuk menundukkan hati perempuan, dengan tujuan membalas hati seorang wanita yang telah menghina laki-laki.
Dalam kesenian saluang sirompak tersebut di dalamnya mengandung mantra-mantra yang di kemas dalam sebuah pantun yang di dendangkan oleh salah satu personil atau seorang dukun secara berkelompok. Menurut sejarah, awalnya ada pemuda bernama Simbabau yang mempunyai penyakit kista dan akhirnya diusir dari kampunya, seiring waktu pemuda tersebut jatuh cinta dengan seorang perempuan. Pemuda tersebut akhirnya menyatakan cintanya kepada perempuan tetapi perempuan tersebut menolaknya. Akhirnya pemuda yang telah dihina perempuan meminta tolong kepada dukun. Pemuda itu meminta agar mengguna-gunai perempuan dan akhirnya perempuan tersebut akan tergila-gila dengan pemuda tersebut.
Sebenarnya hal itu bersimpangan dengan agama Islam tetapi masyarakat Minangkabau tetap menjunjung tinggi dan menguri-uri tradisi kebudayaan. Salah satunya yaitu kesenian saluang sirompak sebenarnya bertentangan dengan agama Islam karena makna dari saluang sirompak ini mengguna-gunai hati seorang perempuan dengan menggunakan mantra yang berarti mengundang roh halus untuk membantu mengguna-gunai tersebut. Karena mayoritas masyarakat Minangkabau menganut agama Islam maka sekarang kesenian saluang sirompak tidak lagi disalah gunakan untuk hal yang bertentangan dengan Islam. Kesenian saluang sirompak saaat ini lebih digunakan untuk seni pertunjukkan.
Namun sekarang kesenian saluang sirompak mulai diangkat kembali dengan garapan musik baru yaitu dengan memadukan alat musik tradisional Miangkabau dengan alat musik Barat. Alat musik tradisi dengan ditambah alat musik biola, cello, contra bass, drum, marimba, timfani.

WEBTOGRAFI




Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.