Budaya Musik Nusantara Banyumas

Musik Nusantara Banyumas


Pembahasan

Calung Banyumas mulai muncul dan terkenal pada tahun 1970. Calung Banyumas selain digunakan sebagai seni pertunjukan dalam masyarakat juga digunakan memiliki keuatan musikal sebagai daya ungkap untuk seniman. Menurut masyarakat setempat alat musik calung Banyumasan memiliki arti yaitu carang pring wulung (pucuk bambu wulung) dan pring dipacal melung-melung (bambu yang diraut dan menghasilkan suara yang nyaring) sedangkan Banyumasan yaitu penekanan sebagai identitas munculnya alat musik calung ini yaitu di Banyumas. Calung Banyumasan juga disebut calung lengger karena digunkan sebagai pengiring tarian lengger.
 Calung merupakan alat musik bernada yang mempunyai laras. Laras merupakan susunan nada dalam satu oktaf yang usdah ditentukan jumlah nadanya. Calung merupakan alat musik yang termasuk dalam kategori idiophone yaitu alat musik yang sumber bunyinya berasal dari alat musik itu sendiri. Alat musik calung termasuk dalam alat musik perkusi yaitu alat musik yang cara memainkannya dengan cara dipukul menggunakan dua tangan pada nada yang sama. Alat musik calung terdiri dari laras slendro dan laras pelog, tetapi yang digunakan adalah laras slendro selain itu lagu-lagu yang digunakan juga berlaras slendro. Jumlah nada dalam laras slendro terdiri dari lima nada yaitu panunggul (satu), gulu (dua), dhadha (tiga), lima (lima), enem (enam). Sedangkan pathet dalam laras slendro yaitu nem, sanga, manyura.
Calung merupakan alat musik dari bambu yang terdiri dari gambang barung, gambang penerus, slentem, kenong diambah dengan kendang dan gong.

a.       Gambang barung merupakan alat musik sebagai pembuat melodi pada gending yang dimainkan biasanya buka gending dimulai dengan permainan gambang barung. Gambang mempunyai ukuran pathet yang kecil dan mempunyai nada yang paling tinggi dibanding dengan alat musik yang lain. Semakin besar bilah maka semakin rendah nada yang dihasilkan sebaliknya semaikn kecil bilah maka semakin tinggi nada yang dihasilkan. Gambang terdiri dari enam belas wilahan dengan urutan nada 3 (lu) pada bilah bagian kiri dan 3 (lu) pada bilah bagian kanan. Gambang dimainkan dengan menggunakan dua tangan dan maisng-masing satu tabuh. Tabuh tersebut memiliki ujung tabuh yang berbentuk bulat dengan diameter sekitar 4-5 cm dan terbungkus karet pada bagian tepi.





     a.    Gambang penerus merupakan alat musik yang berfungsi sebagai penghias gending dari permainan gending gambang barung. Permainan ini saling saut menyaut anatara permainan gambang barung dan gambang penerus sehingga dapat membentuk sebuah melodi yang padat. Bentuk fisik alat musik gambang penerus sama dengan gambang barung baik dari ukuran maupun rangkaian nadanya.
   b.  Slentem dilihat dari ukurannya, slentem memiliki wilahan yang lebih besar dan lebih panjang dibandingkan dengan gambang. Slentem terdiri dari enam wilahan dengan urutan nada 2 (ro), 3 (lu), 5 (mo), 6 (nem), 1 (ji), 2 (ro). Alat msuik slentem ditabuh dengan satu tangan dan satu tabuh, bentuk tabuh hampir sam dengan tabuh gambang hanya bedanya tabuh slentem memiliki ukuran yang lebih besar.








  c.     Kenong merupakan alat musik yang mempunyai eilahan dengan bentuk dan ukuran yang sama dengan slentem. Alat musik kenong terdiri dari enam wilahan dnegan urutan nada 2 (ro), 3 (lu), 5 (mo), 6 (nem), 1 (ji), 2 (ro). Kenong ditabuh dengan dua alat tabuh. Cara memukulnya yaitu dengan satu tangan memukul kethuk dan  lainnya memukul kenong.

A.    Proses pembuatan calung Banyumas

Workshop pembuatan calung Banyumas yang dipandu oleh Tun Tamat di halaman Etnomusikologi
a.       Pemilihan bambu, bambu yang digunakan untuk pembuatan calung yaitu bambu yang berwarna hitam, bambu wulung. Bambu hitam atau bambu wulung dipilih untuk bahan pembuatan calung karena kualitas bambunya bagus. Bambu wulung ini memiliki ciri berwarna hijau kehitam-hitaman dengan garis halus di permukaannya. Menurut para leluhur menebang bambu tidak asal tebang karena saat menebang bambu ada waktunya biasanya saat tanggal tua karena juga berdasarkan tingkat keringnya sebuah bambu itu. Biasanya bambu yang baik bambu yang tumbuh di dataran tinggi. Cara merawat bambu biasa dengan di angin-anginkan agar kering, setelah dipotong bambu dibiarkan sampai daunnya rontok sendiri dan disandarkan untuk di angin-anginkan biasanya  bambu dibiarkan kering selama 2-4 minggu hingga daunnya rontok sendiri, kemudian ranting bambu dibersihkan menggunakan bendo. Kemudian bambu dipotong per dua ruas bambu, setelah itu diletakkan pada atas pawon agar bambu hangat dan cepat kering
b.      Proses pengerjaan bambu, bambu yang sudah dikeringkan kemudian diurutkan sesuai panjang pendek serta besar kecilnya diameter bambu, setelah itu bambu dipotong, wilahan yang pendek sekitar 27-30 cm dan antara 83-94 cm untuk ukuran yang panjang, diameter bambu sekitar 3-8 cm. Wilahan tersebut memiliki urutan nada yaitu 3 (lu), 2 (ro), 1 (ji), 6 (nem), 5 (mo), 3 (lu), 2 (ro), 1 (ji), 6 (nem), 5 (mo).
c.       Menyetem, pada saat menyetem biasanya menggunakan rasa atau feeling. Bisa juga dengan perangkat calung yang sudah jadi sebagai acuannya. Calung dibuat dengan laras slendro dengan urutan nada yaitu 1 (ji), 2 (ro), 3 (lu), 5 (mo), 6 (nem). Bambu dipotong pada bagian tengah bambu yang disebut dengan  pembuatan godhongan, sebagai patokan biasanya pada tengah bambu bernada 6 (nem) rendah kemudian bisa diketahui semakin tinggi nada wilahan tersebut maka bumbungan akan semakin pendek begitu juga sebaliknya apabila semakin rendah nada wilahan tersebut maka bumbungan akan semakin panjang. Kemudian bambu di stem dengan cara meraut dengan menggunakan pisau kecil. Untuk mengetahui nadanya dengan cara wilahan dipukul menggunakan tangan atau tabuh. Apabila sudah mendapat nada yang sesuai maka suara bilah akan nyaring atau melung. Pada pembuatan lubang godhongan yaitu dengan cara, wilahan yang sudah di stem, diukur kemudian diambil satu titik pada seperempat bagian atas dari panjang bilah, sambil wilahan tersebut dipukul-pukul sampai menemukan dimana suara bilah terdengar nyaring atau melung.
d.      Proses finishing, pada proses ini wilahan dihaluskan menggunakan amplas pada bagian yang sudah diraut. Kemudian seluruh permukaan wilahan tersebut dilapisi dengan vernis menggunakan kuas. Tujuan dilapisi vernis agar bambu lebih awet.
e.       Proses merakit, perakitan bilah calung diperlukan ketelitian agar dapat menghasilkan instrumen yang berkualitas. Pertama dengan cara mengurutkan wilahan calung sesuai dengan nada yang dibutuhkan. Pengurutan wilahan calung dimulai dari penodos sampai pethit dengan jarak kurang lebih 1 cm. Pada bilah-bilah tersebut, diletakkan kayu yang telah dipasah secara searah dan sejajar tepat pada lubang godhongan. Setelah didapatkan posisi yang tepat, diberikan tanda pada kayu sesuai dengan masing – masing lubang godhongan. Kemudian dilanjutkan pengeboran pada tanda yang telah dibuat pada kayu dengan bor berdiameter sekitar 6 mm, lubang ini digunakan untuk mengaitkan tali atau tambang. Setelah langkah tersebut selesai, langkah selanjutnya yaitu menyempurnakan rangka seutuhnya. Pada tahap ini rangka dipahat dengan tatah. Rangka kemudian dicat dan dikeringkan, maka siap untuk dirangkai menjadi instrumen utuh. Cara merangkai bilah-bilah calung pada rangka dengan menggantungkan wilahan menggunakan tali atau tambang. Tali dimasukkan pada kayu rangka yang telah dilubangi. kemudian terdapat perbedaan cara dalam mengikatkan tali pada bumbungan dan godhongan. Pada langkah pertama adalah tali yang dimasukkan pada lubang kayu cukup dilingkarkan pada bumbungan dan menariknya kembali sehingga bumbungan menempel pada rangka. Pada langkah kedua adalah tali yang dimasukkan pada lubang kayu tidak dilingkarkan, melainkan dimasukkan pada lubang godhongan. Kemudian pada tali tersebut dimasukkan seutas tali yang sama kemudian ditarik lurus. Untuk mengencangkannya ikatkan pada tali yang dimasukkan pada lubang godhongan bilah terakhir atau paling pinggir yaitu bagian penodos dan pethit.
  
Kesimpulan

Calung Banyumas mulai muncul dan terkenal pada tahun 1970. Menurut masyarakat setempat alat musik calung Banyumasan memiliki arti yaitu carang pring wulung (pucuk bambu wulung) dan pring dipacal melung-melung (bambu yang diraut dan menghasilkan suara yang nyaring) sedangkan Banyumasan yaitu penekanan sebagai identitas munculnya alat musik calung ini yaitu di Banyumas. Calung Banyumasan juga disebut calung lengger karena digunkan sebagai pengiring tarian lengger.
 Calung merupakan alat musik bernada yang mempunyai laras. Laras merupakan susunan nada dalam satu oktaf yang usdah ditentukan jumlah nadanya. Calung merupakan alat musik yang termasuk dalam kategori idiophone yaitu alat musik yang sumber bunyinya berasal dari alat musik itu sendiri. Alat musik calung termasuk dalam alat musik perkusi yaitu alat musik yang cara memainkannya dengan cara dipukul menggunakan dua tangan pada nada yang sama. Alat musik calung terdiri dari laras slendro dan laras pelog, tetapi yang digunakan adalah laras slendro selain itu lagu-lagu yang digunakan juga berlaras slendro. Jumlah nada dalam laras slendro terdiri dari lima nada yaitu panunggul (satu), gulu (dua), dhadha (tiga), lima (lima), enem (enam). Sedangkan pathet dalam laras slendro yaitu nem, sanga, manyura. Calung merupakan alat musik dari bambu yang terdiri dari gambang barung, gambang penerus, slentem, kenong diambah dengan kendang dan gong.
a.       Gambang barung merupakan alat musik sebagai pembuat melodi pada gending yang dimainkan biasanya buka gending dimulai dengan permainan gambang barung. Gambang mempunyai ukuran pathet yang kecil dan mempunyai nada yang paling tinggi dibanding dengan alat musik yang lain. Semakin besar bilah maka semakin rendah nada yang dihasilkan sebaliknya semaikn kecil bilah maka semakin tinggi nada yang dihasilkan. Gambang terdiri dari enam belas wilahan dengan urutan nada 3 (lu) pada bilah bagian kiri dan 3 (lu) pada bilah bagian kanan. Gambang dimainkan dengan menggunakan dua tangan dan maisng-masing satu tabuh.
b.      Gambang penerus merupakan alat musik yang berfungsi sebagai penghias gending dari permainan gending gambang barung. Permainan ini saling saut menyaut anatara permainan gambang barung dan gambang penerus sehingga dapat membentuk sebuah melodi yang padat. Bentuk fisik alat musik gambang penerus sama dengan gambang barung baik dari ukuran maupun rangkaian nadanya.
c.       Slentem dilihat dari ukurannya, slentem memiliki wilahan yang lebih besar dan lebih panjang dibandingkan dengan gambang. Slentem terdiri dari enam wilahan dengan urutan nada 2 (ro), 3 (lu), 5 (mo), 6 (nem), 1 (ji), 2 (ro). Alat msuik slentem ditabuh dengan satu tangan dan satu tabuh, bentuk tabuh hampir sam dengan tabuh gambang hanya bedanya tabuh slentem memiliki ukuran yang lebih besar.
d.      Kenong merupakan alat musik yang mempunyai wilahan dengan bentuk dan ukuran yang sama dengan slentem. Alat musik kenong terdiri dari enam wilahan dnegan urutan nada 2 (ro), 3 (lu), 5 (mo), 6 (nem), 1 (ji), 2 (ro). Kenong ditabuh dengan dua alat tabuh. Cara memukulnya yaitu dengan satu tangan memukul kethuk dan  lainnya memukul kenong.


 DAFTAR PUSTAKA

Sudiawan, “Studi Proses Pembuatan Calung Banyumas di Papringan Banyumas” (Skripsi untuk meraih derajat Sarjana S-1 pada program Pendidikan Seni Musik, Universitas Negeri Yogyakarta, 2015).


Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.